Cerpen Horor : Sekte Jum'at Kliwon (2)

Sekte Jum'at Kliwon

Bagian 2

'Hah? Sekte sesat? Lu bicara apa sih? Yang bener dong.. jangan bikin aku takut.'

'Lah, dibilangin kok ngeyel.. Oke akan aku ceritakan tentang apa yang dikatakan Mamaku.'

Abi pun menceritakan ceritanya. Ada wanita miskin yang hidupnya amat sangat memprihatinkan. Dia sudah tua dan hidup dengan anaknya yang menderita penyakit yang aneh di gubuk tua yang terbuat dari kayu. Wanita itu bekerja sebagai pengumpul kayu bakar. Untuk makan, mereka makan ketela hasil kebun mereka sendiri, atau terkadang, mereka diberi makanan oleh warga sekitar yang merasa kasihan. Penyakit anaknya sangat aneh, ia terlihat sudah mati. Namun, jantungnya tetap berdetak. Di kepalanya terdapat benda aneh dan keras seperti tulang yang membentuk seperti tanduk. Ketika matanya dibuka, warnanya putih polos.

Setiap sebelum matahari terbenam, wanita tua itu selalu memasang benda yang disebut 'Panjogo Omah' yang berarti penjaga rumah. Berbentuk seperti kain dengan tulisan Aksara Jawa. Selain Panjogo Omah, Wanita itu juga menaburkan uyah grasak atau garam grasak, yaitu garam dengan tekstur yang lebih keras dan kasar. Katanya itu bertujuan agar jin tidak masuk rumah tersebut. Sebab, anaknya terkena santet yang dikirimkan oleh dukun dan jin yang dikirim oleh dukun itu sekarang sedang mencari anaknya. Setiap malam anak itu 'kambuh'. Ia mulai merangkak, mencakar dinding, bicara aneh, dan bertingkah laku seperti binatang yang kelaparan. Ia hanya makan kemenyan saja setiap hari.

Hingga pada suatu hari, Wanita tersebut bertemu seseorang yang memiliki ilmu kebatinan tinggi. Namun orang tersebut menggunakan ilmu hitam. Orang itu menawarkan jasa pelepasan santet dengan syarat harus mengabdi kepadanya seumur hidup. Karena sudah tidak tahan lagi dengan tingkah anaknya, Wanita itu menyetujuinya. Setelah melakukan beberapa ritual, akhirnya sihir santet yang ada dalam anaknya terhapuskan dan anaknya kembali normal. Sesuai janjinya, Wanita itu serta anaknya mengabdi kepada orang pintar tersebut. Setiap malam Jum'at Kliwon mereka melakukan ritual aneh. 

Tidak ada yang tahu bagaimana proses ritual tersebut karena dilakukan ditempat yang tertutup, selain itu tempatnya juga dijaga oleh orang berbaju hitam pengikut orang pintar tersebut. Yang orang-orang tahu hanyalah dalam melakukan ritual itu, harus menggunakan baju hitam, menggambar simbol aneh, meletakkan lilin disekitar tempat ritual, dan membawa kemenyan serta kepala hewan ternak. Kata orang-orang ritual itu adalah ritual pemujaan iblis dan makhluk gaib lainnya yang akan mendatangkan kekayaan dan kesejahteraan dalam hidup.

Beberapa tahun kemudian, sang anak telah dewasa dan menjadi wartawan. Dia membangun rumah besar untuk ibunya dan juga para pengikut sekte sesat itu. Sejak itulah rumah itu berdiri, kosong setiap hari, dan memiliki aura mistis.

'Nah, sejak saat itulah rumah itu kosong setiap hari. Awalnya aku tidak percaya dengan cerita Mamaku itu, tapi karena kau bercerita tentang orang-orang dengan pakaian hitam.. Aku semakin yakin dengan keberadaan sekte sesat itu.' Kata Abi mengakhiri ceritanya.

'Id, kamu berani gak kalau aku ajak masuk ke rumah itu?'

'Kau gila ya? Memangnya mau kenapa disana? Kalau nanti kita dijadikan tumbal gimana?'

'Ayolah Id, kamu kan pemberani.. Kamu kan lolos ujian Pramuka yang ada di kuburan waktu itu, benar kan? Lagipula kita tidak sendirian kok, ada enam orang lho.'

'Mau apa kesana bego? Cari mati? Kalau cari mati tinggal nyemplung sumur aja, gak usah aneh-aneh..'

'Nggak, bukan cari mati, tapi cari uang.. Nanti kita bawa kamera terus, kita rekam. Setelah jadi, nanti kita upload videonya ke internet. Pasti banyak yang lihat tuh..'

'Ah nggak mau lah, dari pada mati diterkam hantu lebih baik dirumah saja main game.'

'Ayolah jangan cemen gitu dong, nanti uangnya kita bagi..'

'Emang dapat berapa? Kalau cuma seratus ribu ogah aku'

'Mungkin sejutaan kalau yang lihat banyak.. Aku sudah punya Channel lho.. Bualn kemarin aja sudah dapat 3 juta..'

'Ah yang bener kau? Emmm... Yaudah aku ikut.'

'Nah, gitu dong..'

Akhirnya, aku pun memilih ikut dengan Abi. Kalau dipikir-pikir, uang sejuta itu cukup untuk menggantikan uang saku aku selama beberapa bulan jadi, pengeluaran Emak bisa terkurangi. Kami akan berangkat bulan depan karena, hari Jum'at Kliwon ada di bulan depan.

Comments